JASA TERINDAH
Penulis Delfike Tammu
Pagi
ini tidak seperti biasanya, hujan turun
begitu deras padahal hampir 2 bulan terakhir hujan tidak pernah turun dan
sekarang entah mengapa hujan turun begitu deras sehingga membuatku malas untuk
beranjak dari tampat tidur.
Dengan sikap
bermalas-malasan Aku beranjak dari tempat tidurku lalu merapihkan tempat tidur, dengan bermalas-malas pula Aku berjalan menuju kamar mandi, sesekali Aku
mencelupkan jariku kedalam air berharap airnya tidak sedingin cuaca pagi ini,
dan ternyata airnya terasa lebih dingin dari hawa dingin pagi ini tetapi
semuanya harus kulalui karena Aku tidak ingin terlambat kesekolah.
Setelah
selesai berpakaian, Aku berjalan kesudut
ruangan lalu meraih sebuah payung untuk kupakai kesekolah karena hujan rintik-rintik
yang tak kunjung redah, setelah sampai
di sekolah Aku langsung menyapa teman-temanku dengan ucapan selamat pagi sambil
tersenyum. Hatiku gembira karena bisa berkumpul kembali bersama semua teman kelasku ,
namun sapaan dan senyum kegembiraanku malah di sambut dengan kebisuan dan
wajah-wajah yang kaku seakan tidak merasakan kagembiraan seperti yang kurasakan.
Dengan
tersentak dan kaget tiba-tiba Femy menarik tangan kananku lalu membawaku pergi
dari hadapan teman-teman yang lain, kemudian Dia menceritakan semua yang
terjadi , Dia menceritakan penyebab kebisuan dan wajah kaku pada saat Aku
menyapa mereka. Dengan rasa sedih dan seakan ingin menangis Femy mengatakan
bahwa kemarin malam Pak Daniel Pasedan yang Ialah guru kami meninggal dunia
karena kecapean saat mengangkat air dari sumur beliau ingin mengisi bak
penampungan air sampai penuh. karena akibat musim kemarau 2 bulan terakhir
mereka sulit mendapatkan air bersih
sehingga Ia memaksakan dirinya untuk mengangkat air dari sumur yang jauhnya kira-kira
setengah KM dari rumahnya.
Mataku
hanya menatap Femy yang sedang bercerita, Aku hanya terdiam dan membisu
mendengar setiap kata-kata yang terucap dari mulutnya. Tanpa kusadari air
mataku terus bercucuran secara lepas, dan Femypun berhenti bercerita karena
desak tangisnya yang tak dapat di bendung lagi, Dengan diiringi gerimis yang
seakan mengerti dengan perasaan hati.
Hari
ini beliau akan dimakamkan :’( , Aku dan teman-temanku kelas XII RPL akan
mengikuti ibadah pemakaman, kami berangkat kerumah Pak Dani karena kami juga
ingin melihat beliau untuk yang terakhir kalinya dengan keadaan seperti ini,
yang terlintas di pikiranku saat ini ialah bagaimana dengan perasaan istri dan
anaknya
pasti mereka merasa sangat kehilangan ,…
Setelah sampai kami langsung menuju tempat Pak Dani di
baringkan , dengan perasaan sedih kami memandang Beliau dengan rasa haru dan
sedih , Aku tidak pernah berhenti membayangkan sosok Pak Dani saat berada di dalam kelas,
Air mataku terus bercucuran saat aku memandang wajah Pak Dani , saat Aku
memandang mataNya yang takkan pernah terbuka lagi untuk selama-lamamnya, Nasihat dan setiap ajaranya takkan pernah
lagi kudengar, sehingga suara tangisku memecahkan kesunyian pada saat itu.
Dengan tersedu-sedu Aku menghampiri Pak Dani yang sedang terbaring kaku .
Aku
berjanji padanya seakan-akan Ia dapat mendengar
dan menjawabku, Aku berharap Ia dapat mengatakan “Ya , LAKUKANLAH SESUAI
JANJIMU NAK” .
Air mataku terus bercucuran saat Aku tak mendengar jawaban
dari pertanyaanku ,…
Tersimpan duka yang mendalam namun harus dilalui oleh setiap
orang yang pernah tinggal dibumi…
“JASAMU TAKKAN PERNAH KULUPAKAN , NASIHATMU KAN SELALU KU
INGAT SEMUANYA AKAN KULAKUKAN SEMAMPU
DAN SEBIASAKU , KARENA ITULAH KEINGINANMU”
SEKIAN :) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar